Menteri Pertanian Indonesia Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja ke Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar) dengan menggelar Rapat Koordinasi Pangan dan panen padi sekaligus tanam, Sabtu (21/1). Kunjungan Menteri Pertanian Indonesia tersebut guna mempercepat daerah untuk meningkatkan produksi pangan strategis khususnya padi di tahun 2017 sesuai target sehingga mampu mendukung persediaan pangan nasional.
Hadir dalam kunjungan ini Wakil Gubernur Jabar, Dedi Mizwar, Pangdam III/Siliwangi, Mayjend TNI. M. Herindra, Bupati Bandung, Dadang M. Nasir, Anggota Komisi IV DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal dan Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita) Jabar
Menteri Pertanian Indonesia Amran Sulaiman mengatakan Jabar peringkat nomor satu terkait produksi padi. Hal ini salah satunya karena anggaran pembangunan pertanian bersumber dari APBN untuk Jabar meningkat. Anggaran di tahun 2014 hanya Rp 1,4 T namun di tahun 2015 naik menjadi Rp 2,5 T.
Menurut menteri pertanian Indonesia melimpahnya produksi padi di Jabar 2016 telah memberikan kontribusi besar menjadikan Indonesia mengekspor beras sebanyak 43,7 persen dan tidak lagi mengimpor beras. Adapun impor 2016 merupakan residu pengadaan impor 2015. Selain itu, Indonesia pun tidak impor bawang merah dan impor jagung turun 66 persen.
Baca Juga : Kementerian Pertanian Indonesia Dorong Pengembangan Ternak Kelinci
“Untuk meningkatkan produksi padi di Jawa Barat tahun 2017, Kementerian Pertanian akan menambah target tanam pada periode tanam Oktober 2016-Maret 2017 menjadi 1.552.041 hektar. Penambahan luas tanam ini lebih tinggi 368.676 hektar dari target diperiode sama ditahun lalu yakni hanya 1.183.365 hektar,” kata Amran saat memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi Pangan dan Panen Perdana Padi sekaligus Gerakan Tanam Serentak. Rapat koordinasi pangan digelar di Kantor Bupati Bandung sedangkan panen sekaligus tanam dilakukan di Desa Sekarwangi, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung.
Secara nasional, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjelaskan untuk meningkatkan luas tambah tanam, beberapa terobosan yang telah dilakukan yakni mendistribusikan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) berupa traktor dan rice transplanter kepada setiap kelompok tani, perbaikan jalur irigasi, penyediaan teknologi citra lansat dan penerapan teknologi jarwo super. Alokasi bantuan alsintan di Jabar 2016 yakni traktor roda 2 sebanyak 2.131 unit, traktor roda 4 sebanyak 95 unit, pompa air 1.759 unit, alat tanam 194 unit dan handsprayer 6.428 unit.
Selain itu, lanjut Menteri Pertanian sekarang Amran, Kementan telah melakukan pengawalan dari serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang dapat memudahkan Tim Program Upaya Khusus untuk memantau lahan sawah yang belum digarap untuk dilakukan percepatan penggarapannya.
BACA JUGA : Kedaulatan Pangan Republik Indonesia Tahun 2017
“Tidak hanya itu, skema asuransi pertanian yang telah digulirkan Kementerian Pertanian dengan PT Jasa Asuransi Indonesia akan terus mendampingi usaha tani di Jawa Barat. Petani cukup hanya dengan membayar Rp. 36 ribu dengan subsidi dari pemerintah sebesar Rp. 144 ribu, maka bila ada kegagalan disetiap tanam maka petani akan mendapatkan ganti rugi sebesar Rp. 6 juta. Saat ini dari target peserta asuransi pertanian sebesar 12.500 orang, telah tercapai 10.349 orang atau lebih dari 80 persen target telah tercapai,” jelasnya.
Wakil Gubernur Jabar, Dedi Mizwar mengapresiasi upaya pemerintah yang melibatkan pihak TNI untuk meningkatkan produksi pangan dan mempercepat pencapaian target produksi pangan. Jawa Barat memiliki potensi pertanian sangat tinggi untuk menghasilkan komoditas pangan dan memiliki kontribusi yang besar terhadap ketersediaan pangan nasional.
“Luas baku lahan sawah seluas 936.529 hektar dan diharapkan para Bupati dapat mempertahankan lahan usaha tani,” ungkapnya.
Bupati Bandung, Dadang menuturkan produksi padi di Kabupaten Bandung 2016 mengalami surplus. Untuk itu, ke depan akan melakukan ekspor beras ke Srilanka.
Selain itu, pemerintah Kabupaten Bandung merencanakan juga untuk ekspor kopi karena kopi Bandung berkualitis tinggi dan nernilai jual tinggi sehingga kesejahteraan petani meningkat. Hal ini dapat diwujudkan melalui pemanfaatkan lahan kritis dengan merubah pola tanam lahan pertanian di dataran miring.
“Kami akan keluarkan Perda agar pemanfaatan lahan pertanian di dataran miring atau lereng tidak ditanami komoditas sayuran tapi ditanami kopi. Untuk sayuran ditanam di dataran yang kemiringanya rendah,” ungkapnya.
Sementara itu, Pangdam III/Siliwangi, Mayjend TNI. M. Heriandra mengapresiasi upaya pemerintah dengan melibatkan pihak TNI dalam meningkatkan produksi dan mengejar target produksi pangan. Menurutnya, Ketahanan pangan sangat erat kaitanya dengan ketahanan negara.
Oleh karena itu, ia menegaskan pihak TNI siap berkontribusi penuh untuk mensukseskan Program Upaya Khusus dalam mewujudkan swasembada pangan. Hal ini dengan memerintahkan seluruh Komandan Kodim untuk dukung penuh dan tidak boleh main-main dalam mengawal program tersebut.
“Komandan Kodim harus dukung penuh dan jangan main-main agar target produksi pangan tercapai. Jangan sampai ke depan produksi pangan menurun, untuk mari kita dukung agar Indonesia tidak impor namun terwujud swasembada pangan,” tegasnya.
Sumber : Website Resmi Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Incoming search terms:
- tanam padi di indonesia 2017